Jumat, 18 November 2016

Hikmah

#Pergaulan_dan_Persahabatan

وقال بعض الحكماء: من جلس مع ثمانية أصناف زاد فيه ثمانية أشياء:

من جلس مع الأغنياء زاده قلة الشكر والرضا بقسمة الله تعالى أو عكسها ومن جلس مع السلطان زاده الكبر، وقساوة القلب. ومن جلس مع النساء زاده الله الجهل والشهوة.

ومن جلس مع الصبيان زاده الله اللهو والمزاح ومن جلس مع الفساق زاده الله الجراءة على الذنوب وتسويف التوبة ومن جلس مع الصالحين زاده الله الرغبة في الطاعات ومن جلس مع العلماء زاده الله العلم والورع

Berkata sebagian Ahli Hikamah “Seseorang yang berkumpul dengan delapan golongan maka akan tertambahkan dalam dirinya delapan macam perkara :

1.Barang siapa sering berkumpul dengan orang-orang kaya, maka akan tertambahkan dalam dirinya kurangnya rasa syukur dan kurang ridho atas bagian Allah padanya.

2.Barang siapa yang sering berkumpul dengan fakir miskin, maka akan tertambahkan dalam dirinya sifat pandai bersyukur dan rela dengan apa yang telah Allah berikan.

3.Barang siapa sering berkumpul dengan penguasa, maka akan tertambahkan dalam dirinya sifat sombong dan kerasnya hati.

4.Barang siapa laki-laki suka berkumpul dengan wanita, maka akan tertambahkan kebodohan dan syahwat dalam dirinya.

5.Barang siapa sering berkumpul dengan anak-anak, maka akan tertambahkan suka bermain-main dan canda tawa dalam dirinya.

6.Barang siapa sering berkumpul dengan para pendosa besar, maka akan tertambahkan dalam dirinya berani berbuat dosa dan maksyiat serta suka menunda-nunda Taubat.

7.Barang siapa sering berkumpul dengan para sholihin maka akan tertambahkan dalam dirinya ketaatan pada Tuhannya.

8.Barang siapa sering berkumpul dengan para ulama maka akan tertambahkan dalam dirinya ilmu dan sifat wara'i". [ Salwah al-Akhzaan Lil Ijtinaab an Mujaalasah al-Ahdaats wan Niswaan I/40 ].

___________
#doc_pic
Abiya MUDI (Tgk. H. Muhammad Baidhawi H. Mukhtar), beliau adalah menantu dari Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Syech. H. Hasanoel Bashry HG (Abu MUDI) Samalanga.
Jabatan beliau di LPI Ma'hadal Ulum Diniyah Islamiyah (MUDI) Mesjid Raya Samalanga ialah WADIR III dan Juga sebagai Staff Pengajar dan  Penasehat Teungku-teungku Rangkang (Dewan Guru) LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga dan beliau sangat aktif mengembangkan Dakwah dan Zikir dalam Majelis Ta'lim TASTAFI Aceh.

Jumat, 09 September 2016

Awal mula Masuk pesantren

Dari semenjak kecil saya tdk pernah ada cita-cita mau belajar di pesantren, padahal waktu kecilku paling suka baca buku2 agama dan kitab jawi.
Lulus SD kakak saya menawarkan untuk melanjutkan SMP di tempatnya, karena ditempatnya dekat dgn sekolah,dan pulang sekolah bisa kerja,malam Ikut ngaji dipesantren yg juga dekat dgn rumah kakak saya.
Saya terima tawaran kakak saya, karena saya juga hobi belajar,dan tempatnya juga kota.(Punteut - lhokseumawe)
Tapi Ortu sya lebih suka saya melanjutkan pendidikan kepesantren, karena diliatnya saya juga berprestasi di bidang Agama,setiap ada perlombaan agama tingkat SD saya selalu dapat juara, bahkan Orang kampung bilang saya lebih cocok kepesantren.
Kakak saya bilang kepesatren malam aja " fikiran saya benar juga seperti apa yg dibilang kakak.
Kata Ibu sya itu terserah kamu, kalau sekolah kita tdk ada biaya, yg ada nanti jadi beban buat kakakmu, saya bilang " kepesantren kan perlu biaya juga, kata ibu saya " Nye ka idayah dit2 yg na lon kirem, tei hana kawo ugampong, lam ate lon nye syit.

Tidak lama berselang Guru ngaji dikampung juga bertanya sama saya, " Faisal Na sambong ikula SMP?
Saya jawab "Hom" dia nanya lagi " Pakon hom?"
Habis tu saya ceritaian apa yg diblang kakak sama ibu saya,selesai sya cerita kata Guru saya "Jak Udayah mantong"
Besoknya saya bilang sama ibu " Faisal Mau kedayah aja, tp waktu itu belum tau kedayah mana.
Ibu saya bilang nanti ibu nanya dulu sama Kakek kedayah mana yg cocok dan yg dekat aja.
Habis tu kakek saya bilang ke dayah Nibong aja, ada Dayah Baru.

Singkatnya di akhir thun 2000 saya di antar kepesantren Oleh keluarga yg juga ikut Guru ngji sya dikampung.

Inilah kisah awal sya masuk kepesantren AL HILAL AL AZIZIYAH NIBONG. -+ umur 15 thn saya masuk kepesantren sampai sekarang masih ngabdi dipesantren itu.

Kamis, 08 September 2016

Meubalek Cak Meutuka Cok

Dizaman yg sudah dekat dgn Qiamat, banyak yg sudah keluar dari apa yg sepatutnya dan banyak tipuan ( Ghurur )

Kadang kala kita berfikir Tipuan itu hanya disegi keduniaan yg bermuara kpd Alhirat.
Padahal tidak sedikit pula tipuan jga di mainkan di bidang ke Agamaan,artinya tdk seperti konsep Agama.