عن ابي هريره رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلي الله عليه وسلم : من دعا الي هدي كان له من الأجر مثل أجور من تبعه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئا، ومن دعا الي ضلالة كان عليه من الإثم مثل آثام من تبعه لا ينقص ذلك من اثامهم شيئا. سراج الطالبين جز١ - ٧٤
Selasa, 28 April 2015
Minggu, 26 April 2015
Ilmu Hadist Dan Macam-Macamnya Dalam Kacamata Ilmu Mantiq
Pengertian Ilmu Hadist Dan Macam-Macamnya Dalam Kacamata Ilmu Mantiq
Berbicara tentang ilmu hadits, kita harus membicarakan Ilmu qadim, sebab tidak akan sempurna pembicaraan tentang ilmu hadits jika tidak dikupas tentang Ilmu Qadim. Ilmu Qadim adalah ilmu yang tidak didahului oleh kebodohan, oleh karena itu ilmu Qadim tidak akan terbagi dan tidak bisa dikategorikan menjadi tashawur dan tasdiq. Ilmu qadim bukan milik manusia, bukan pula milik makhluk yang lainnya karena ilmu qadim adalah ilmun Allah SWT yang tidak akan dimiliki oleh selain-Nya. Namun dalam pembahasan ilmu mantik, Ilmu Qadim tidak akan dijelaskan, sebab yang akan dijelaskan dalam ilmu mantiq adalah Ilmu hadits, yaitu ilmu yang dimiliki oleh makhluk. ilmu hadits adalah kebalikan dari ilmu Qadim.
Ilmu hadits yang dimaksud dalam Fan mantiq bukanlah ilmu hadits yang sering dijelaskan oleh Ulama ahli hadits. Ilmu hadits dalam ilmu mantiq ini berarti ilmu yang didahului oleh kebodohan, artinya sebelum seseorang memiliki ilmu seseorang tersebut pernah menjadi orang bodoh. Ilmu hadist ini bisa dihasilkan melalui peroses belajar. Ilmu macam ini membutuhkan latihan dan kegiatan belajar. oleh karena itu ilmu hadits ini bisa dikategorikan menjadi Tashawur dan Tasdiq.
Ilmu hadits yang dimaksud dalam Fan mantiq bukanlah ilmu hadits yang sering dijelaskan oleh Ulama ahli hadits. Ilmu hadits dalam ilmu mantiq ini berarti ilmu yang didahului oleh kebodohan, artinya sebelum seseorang memiliki ilmu seseorang tersebut pernah menjadi orang bodoh. Ilmu hadist ini bisa dihasilkan melalui peroses belajar. Ilmu macam ini membutuhkan latihan dan kegiatan belajar. oleh karena itu ilmu hadits ini bisa dikategorikan menjadi Tashawur dan Tasdiq.
- Tashawur berarti mengidrak (memahami) mufrodat (kata tunggal). ketika seseorang ingin mengetahui-memahami tentang eksistensi suatu mufrodat, maka orang tersebut sedang proses tashawur. contoh; ketika seseorang ingin mengetahui tentang filsafat, dan dia bertanya, "apa itu Kalam?' maka dia sedang bertashawur. Alat untuk mengantarkan pemahaman kita untuk sampai kepada pemahaman tashawur adalah dengan mendatangkan Qaul syarih, yaitu ungkapan yang akan memperjelas hakikat sesuatu. seperti ada seseorang yang bertanya kepada kita tentang hakikat kalam (contoh diatas) maka kita jawab bahwa kalam adalah hua allafdzul murakabul mufidu bilwad'i, (kalam adalah ungkapan yang tersusun minimal terdiri dari dua kata, yang memiliki arti dan bisa difahami oleh orang banyak). ungkapan hua allafdzul murakabul mufidu bilwad'i disebut Qaul Syarih atau ta'rif (definisi).
- Tasdiq berarti mengidrak (memahami) sisi nisbah yang memiliki dasar hukum (hubungan antara dua kata yang mengandung arti atau lebih). contoh ketika seseorang bertanya, "apakah tuhan itu ada?" maka orang tersebut sedang berperoses tasdik, karena dalam pertanyaan tersebut terdapat hubungan kata dan dari hubungan itu melahirkan makna. hubungan kata dalam pertanyaan itu terdiri dari kata "tuhan" dan "Ada". Adapun untuk mengantarkan pemahaman seseorang untuk sampai mengerti tentang tasdik maka diperlukan adanya Hujjah atau dalil (keterangan) yang mampu membuktikan kebenaran nisbah tersebut. Contoh, untuk dalil atau hujjah tentang keberadaan tuhan, bisa diketahui bahwa Dia ada karena adanya Makhluk dan lain-lain.
Masing-Masing dari kedua (Tashawur dan Tasdiq) ada yang nadzari dan adaapula yang doruri. Ilmu Nadzari berarti ilmu yang membutuhkan pemikiran dan pngamatan-penelitian. seperti ilmu tentang fisika, matematika, nahwu sharaf dan lain-lain. Sedangkan ilmu Dharuri adalah ilmu yang telah jelas kebenarannya sehingga tidak membutuhkan lagi terhadap pemikiran, Ilmu dharuru adalah ilmu pasti (aksioma) seperti ilmu yang bisa mengetahui bahwa api itu panas, api itu dapat membakar. tentang panasnya api, jangankan orang pintar yang berpendidikan, orang bodohpun tahu, orang yang tidak berpendidikanpun tahu bahwa api itu memang panas dan dapat membakar.
Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu Haditas itu terbagi atas empat macam, yaitu;
- Tashawur Nadzari
- Tashawur Dharuri
- Tashdiq Nadzari, dan
- Tasdiq Dharuri
Ketika kita ingin belajar atau mengajar tentang sebuah disiplin ilmu, maka hal yang perlu didahulukan dalam proses pembelajaran tersebut adalah tentang Tasawur, sebab ilmu tasawur adalah pokok dan jembatan untuk memahami ilmu Tasdiq. oleh karena itu tashawur adalah merupakan syarat untuk memahami Tasdiq, karena tidak mungkin kita bisa memahami Tasdik jika belum mengerti tentang Tashawur.
Langganan:
Postingan (Atom)